Tanah di kawasan hotel Puncak Pass, Cianjur, Jawa Barat, mengalami keretakan. Kondisi ini diakibatkan tingginya curah hujan dalam beberapa hari terakhir, di khawatirkan akan terjadi longsor , Untuk saat ini kawasan yang retak sudah diberi police line dan sudah banyak polisi yang berjaga jaga dari semalam .
Rumah warga sudah mengalami keretakan dan kemiringan sehingga tidak di perbolehkan masuk lg , untuk saat ini kawasan yang retak sudah diberi police line . Warga di himbau untuk tidak tidur terlelap , padahal mereka jg tidak bisa tidur dalam keadaan seperti itu .
jangan sampe ya Allah kampung halamanku tertimpa bencana longsor , ada orang tuaku dan juga saudara saudara ku disana , lindungilah mereka .Banyak banyaklah berdo'a semoga tidak terjadi apa apa , aamiin
Warga Kampung Puncak Desa Ciloto Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur, terpaksa diungsikan sementara waktu menyusul amblesnya tanah di bagian belakang Hotel Puncak Pass. Tindakan mengungsikan puluhan kepala keluarga (KK) itu lantaran dikhawatirkan akan berpotensi terjadinya longsor.
Berdasarkan informasi yang dikumpulkan, amblesnya tanah berada di tempat rekreasi Hotel Puncak Pass seluas hampir 700 meter persegi. Amblesnya mencapai hampir satu meter. Akibat kejadian itu, sebagian rumah warga setempat mengalami retak-retak. Warga pun mulai diungsikan ke tempat lebih aman.
Edi Syam (48), warga Kampung Puncak mengaku, tembok rumahnya mengalami retak-retak setelah terjadi tanah ambles di arena rekreasi Hotel Puncak Pass. Karena khawatir terjadi kembali pergerakan tanah, Edi Syam bersama keluarganya terpaksa mengungsi. "Saya takut rumah rubuh karena ada pergerakan tanah. Sejak tadi malam (Rabu, 16/1) kami mengungsi," ujar Edi, Kamis (17/1).
Kepala Desa Ciloto, Usep Setiawan mengaku, kejadian tanah ambles di Hotel Puncak Pass merupakan kali keduanya. Sebelumnya, peristiwa serupa terjadi tahun 2008 lalu.
"Kemungkinan tanahnya labil, jadi disaat terguyur air hujan, kontur tanah tak kuat menahannya sehingga terjadi pergerakan tanah. Dugaan kuat bentangan tanahnya masih satu garis dengan longsor tebing di Jalan Raya Puncak di depan Hotel Bukti Indah pekan lalu," kata Usep.
Sementara itu, pihak manajemen Hotel Puncak Pass menjamin para tamu hotel dan restoran tidak akan terganggu dengan pergerakan tanah itu. Sebab, tanah ambles berada di bagian rekreasi di belakang hotel yang berdiri sejak tahun 1928 itu. "Amblesnya tanah berada di belakang," kata Chief Recreation Hotel Puncak Pass, Ali Roni kepada wartawan, Kamis (17/1).
Ali belum mengetahui persis penyebab amblesnya tanah. Namun dari perkiraaan sementara, kemungkinan posisi tanah turun karena ada rongga kosong di dalam tanah. "Retakan dan amblesnya tanah di arena rekreasi merupakan kali kedua terjadi. Sebelumnya terjadi tahun 2008 lalu," katanya.[ang]
CIANJUR, (PRLM).- Sedikitnya 25 Kepala Keluarga (KK) di Kampung Puncak, Desa Ciloto, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur mengungsi karena khawatir tergerus longsor. Pasalnya, tanah ambles hingga satu meter di sepanjang 117 meter dan terjadi di lima trap di belakang Hotel Puncak Pass Resort dikhawatirkan berpotensi longsor.
Warga merasa khawatir karena lokasi kampung yang berada di bawah lokasi hotel. Bahkan untuk mengisolasi lokasi amblesnya tanah tersebut, petugas Kepolisian Cianjur memasang garis polisi.
"Kampung kami persis berada di bawah lokasi hotel. Sedikitnya ada dua RT dengan total 147 KK yang ternacam jika terjadi longsor. Oleh karena itu, atas inisiatif bagi warga yang rumahnya sangat berdekatan kami minta mengungsi," ucap salah seorang warga setempat, Edi Sam (48), Kamis (17/1/13).
Edi mengatakan pergerakan tanah sudah terjadi sejak Rabu (16/1) malam. Warga yang membentuk pokso pengamatan saat ini melihat tanah sudah ambles sekitar satu meter. Pasalnya, belasan rumah sudah retak-retak.
"Kami sangat kahwatir sewaktu-waktu bisa terjadi longsor karena pergerakan tanah masih terjadi meski berlahan. Kami membentuk kelompok secara swadaya memantau perkembangan pergerakan tanah tersebut," ucapnya.
Kondisi serupa, kata Edi, sudah terjadi tiga kali ini. Namun, warga mengaku kecewa terhadap pihak hotel yang terkesan tidak melakukan upaya pencegahan.
"Terjadi pertama kali tahun 1982, lalu yang kedua pada tahun 2008 silam. Namun, kami melihat tidak ada upaya dari pihak hotel melakukan pencegahan. Kondisi dari kejadian 2008 tetap sama dengan sekarang," tuturnya.
Padahal, Edi menuturkan Kampung Puncak yang dulunya dikenal dengan nama Kampung Jember sudah ada sejak zaman Belanda dan ada lebih dulu dibanding berdirinya hotel.
Kepala Desa Ciloto, Usep Setiawan yang meninjau di lokasi mengatakan hingga kini petugas Desa dan BPBD Kab. Cianjur sudah melakukan pemantauan bersama warga.
Sementara itu, Chief Recreation Hotel Puncak Pass Resort, Ali Roni mengatakan tidak bisa melakukan pencegahan karena kejadian tersebut adalah kejadian alam. "Pada Tahun 2008 saat terjadi hal sama kami sudah mendatangkan ahli Geologi dari ITB dan mengatakan memang ada ruang semacam sungai bawah tanah dan menjadi aliran air dari Telaga Warna," tuturnya.
Saat ditanya upaya yang dilakukan, Ali menuturkan tidak bisa dilakukan banyak hal karena memang keadaan alam. "Saat ini kami mengosongi air dalam kolam renang untuk meminimalkan tekanan," ujarnya.
Hingga kini sejumlah petugas kepolisian dan TNI masih siaga di lokasi dan memantau perkembangan kondisi. (A-186/A-88)***
No comments:
Post a Comment